Selasa, 22 Oktober 2013

kebudayaan Indonesia yang memudar


Kebudayaan, mungkin untuk sekedar mengingatkan kebudayaan adalah suatu kebiasaan masyarakat yang sedari dulu sudah ada dan diturunkan secara turun menurun dari nenek moyang mereka. Dari kilasan diatas dapat diartikan bahwa kebudayaan Negara kita harus dijaga dan dilestarikan agar tidak hilang dicuri ataupun diakui oleh Negara lain. Seharusnya masalah seperti ini tidak kita jumapi, karena hal seperti ini timbul karena tingkah laku kita yang tidak sesuai dengan norma adat dan kebiasaan lingkungan kita. Kita tidak bisa mempertahankan kebudayaan kita karena telah terpengarun oleh kebudayaan barat yang kini berdatangan ke Indonesia. Hal seperti itulah yang merubah tingkah laku dan merubah kebudayaan yang sudah ada di Indonesia. Sebenarnya masuknya budaya barat ke indonesia itu tidaklah buruk jika kita memandangnya dengan benar, karena kita dapat saling mengenal masing-masing kebudayaan sehingga wawasan kita semakin luas. Tetapi kenyataannya pada masyarakat Indonesia menanggapi masuknya kebudayaan barat dengan sikap yang tidaklah benar dan salah mengartikannya sehingga banyaknya penyimpangan. Kebudayaan barat itu bukan untuk junjung tinggi dan ditiru persis dengan gaya mereka yang tidak sesuai dengan norma yang berlaku di Indonesia. Dengan sikap kita yang meniru persis gaya kebarat-baratan dari situlah kita mulai sedikit demi sedikit melupakan bahkan menghilangkan kebudayaan asli Indonesia yang sudah ada dari zaman nenek moyang. Pada hakekat nya kebudayaan indonesian dengan kebudayaan barat sangatlah jauh berbeda. Budaya orang barat khususnya pada kaum wanita yang membiasakan mengenakan pakaian yang terbuka pun di tiru persis oleh orang indonesia. Selain itu sekarang ini banyak sekali para remaja indonesia yang saat ini terkena penyakit HIV/AIDS, hal ini terjadi karena tingkah laku mereka yang meniru kebudayaan barat yang sering berganti pasangan dan melakukan seks secara bebas, tidak hanya itu yang sedang marak dibicarakan anak remaja yang belum pernah melakukan pernikahan kini banyak yang halim deluan. Hal ini sangat bertolak belakang dengan kebudayaan kita, pada negara kita melakukan seks bebas itu sangat diharamkan oleh hukum dan agama tetapi lihat dikebudayaan barat, hal seperti ini itu sudah dianggap biasa saja bahkan tidak ada hukum yang melarangnya karena kebudayaan barat itu menganut liberalisme. Kalau saja kita dapat menerima kebudayaan barat dengan positif, kita dapat mempadukannya dengan kebudayaan indonesia, mungkin saja bisa menjadi pandangan hidup kita kedepannya.
Selain itu, permasalahanpun timbul karena pemerintah yang kurang melestarikan budaya-budaya yang sudah ada di Indonesia. Pemerintah tidak membuat UU tentang perlindungan budaya yang telah ada. Karena dari itu para masyarakat telah mulai mengurangi untuk melestarikan budaya negaranya sendiri. Jika kebudayaan kita telah rusak dan bahkan sampai hilang, berarti kepribadian penduduk kita juga telah rusak. Sedikit kutipan “kebudayaan suatu bangsa adalah cerminan dari kepribadian bangsa tersebut, dan mulailah hidup dengan memakai norma dan adat kebudayaan kita sendiri agar tidak hilang dan pudar oleh tingkah laku kita sendiri.”

Berikut perbandingan kebudayaan barat dengan kebudayaan Indonesia :

  Kebudayaan Indonesia            

 


















Kebudayaan Barat        

                                                                                     

 







Kamis, 17 Oktober 2013

KEBODOHAN DI BUMI PERTIWI


 Kebodohan, itu adalah salah satu masalah yang sampai saat ini belum pernah terselesaikan. Di Indonesia sendiri angka kebodohan itu masih ada diurutan pertama, sangat ironis sekali karena mengingat Negara kita yang sudah 66 tahun merdeka akan tetapi masih ada saja yang belum bisa menikmati kemerdekaan yang telah dicapai. Saat ini semakin banyak anak-anak dibawah umur yang tidak bersekolah. Bocah kecil yang seharus nya duduk dibangku sekolah, kini sering kita jumpai jembatan penyebrangan, dekat lampu merah, rel KAI, bahkan saat ini sering kita jumpai didepan kampus kita. Hal seperti inilah yang seharusnya lebih diperhatikan oleh pemerintah. Sekalipun saat ini pemerintah telah memperlakukan wajib belajar 12 tahun, tetap saja masih banyak sekali anak-anak Indonesia yang putus sekolah, dikarena kan ketidak merataannya program yang dilakukan permerintah atas program yang dibuatnya. Bahkan ada saja pejabat yang masih saja sering menggunakan dana operasional tersebut untuk keperluan nya sendiri. Masalah seperti ini memang harus segera cepat ditangani kalau kita mengacu bahwa Negara kita sedang menghadapi era globalisasi, kalau tidak Negara ini akan sangat tertinggal. Karena di era seperti ini Tekhnologi dan informasi berkembang sangat cepat dan bukan tidak memungkinkan kelak kemudian Negara kita akan terjajah kembali seperti dulu, tapi perbedannya kelak kita akan dijajah oleh tekhnologi yang mulai semakin canggih. Maka dari itu pemerintah kita harus sebisa mungkin menekan angka kebodohan agar Negara tidak mudah diperbudak oleh permainan tekhnologi. Beberapa cara yang dapat kita lakukan agar dapat membantu mengurangi angka kebodohan di Negara ini adalah :
·         Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan keterampilan bagi setiap mereka yang putus sekolah.
·         Mengadakan rumah belajar untuk para anak yang putus sekolah.
·         Mengadakan bazar buku gratis untuk para anak yang putus sekolah.
·         Memberikan perhatian khusus pada mereka, agar tidak merasa iri pada anak yang lebih beruntung (dapat bersekolah).

Berikut adalah beberapa potret anak-anak yang putus sekolah :







Selasa, 15 Oktober 2013

PENGGUNAAN NARKOBA


Contoh masalah sosial pada saat ini adalah masalah penggunaan narkoba. Narkoba kini masih saja menjadi hantu yang selalu membayangi umat manusia khusus nya di Negara Indonesia. Namun di Negara kita kini telah menyebar para oknum-oknum yang memperjaul belikan narkoba secara luas dan bebas, sehingga saat ini barang haram ini mudah untuk ditemui dan dikonsumsi dimana saja dan oleh siapa saja. Saat ini anak kecil dibawah umurpun sering kita  jumpai menggunakan barang haram tersebut, narkoba yang dulu menakutkan kini menjadi idaman para anak muda generasi bangsa, seolah-olah mereka tidak takut lagi dengan apa yang menjadi efek samping dari obat-obat tersebut dan mereka tidak menghiraukan apa yang akan terjadi pada diri mereka setelah mereka mengkonsumsi obat-obatan tersebut. Pada awalnya mungkin mereka hanya penasaran dan hanya ingin mencoba-coba tetapi setelah mencoba mereka merasa ketagihan bahkan mereka menjadi keterganungan dengan obat-obatan tersebut. Sehingga mereka terus menerus menggunakan obat-obatan tersebut. Anak muda calon penerus bangsa kini menjadi anak muda perusak bangsanya sendiri.

Sekian banyak orang yang tergelincir ke dunia tersebut dengan berbagi macam penyebab. Di antaranya :
  • ·         Masalah keluarga
Anak yang merasa kurangnya perhatian dari keluarga mereka itu merasa bahwa dirinya terasingkan, sehingga dia merasa takan ada lagi orang yang peduli terhadap dirinya. Biasanya anak yang mengalami kasus seperti ini adalah anak yang ditinggal kerja oleh kedua orangtuanya atau pun anak dari hasil perceraian kedua orang tuanya.
  • ·         Ekonomi
Masalah ekonomi pun dapat dikategorikan sebagai penyebab dari anak yang sering mengkonsumsi obat-obatan.
  • ·         Lingkungan sekitar
Lingkungan sekitar adalah faktor ke-2 dari banyaknya anak pengguana narkoba. Karena dari lingkungan kita dapat mengenal apa itu narkoba, dan dari lingkungan sekitar pun kita mudah menemui macam-macam narkoba dari narkoba yang tergolong murah sampai jenis narkoba yang tergolong mahal. Biasanya kita dapat menemui narkoba pada jalan-jalan yang tidak diketahui atau dicurigai oleh polisi. Contohnya : pada gang-gang kecil, kolong jembatan, rumah kosong yang sudah tidak ada penghuninya, dsb.
  • ·         Dan lain-lain.

Berdasarkan data yang telah saya lihat pada sosial mendia jumlah pengguna narkoba dari tiap tahunnya kini mulai meningkat sampai pada akhirnya diperoleh data sebanyak 4,9 juta jiwa pengguna narkoba. Pada tahun 2007 para pengguna narkoba dikalangan pelajar sudah mencapai angka 4,138 jiwa, jumlah ini meninggkat pada tahun 2011 yaitu sebanyak 5,087 jiwa. Di perkirakan pada tahun 2015 pengguna narkoba akan kembali meningkat diperkirakan akan kembali melonjak hingga 5,1 juta jiwa. kasus seperti ini sedang coba diselesaikan oleh pihak BNN dengan dikeluarkannya UU No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, pada pasal 54 yang mewajibkan para pecandu narkotika untuk menjalani proses rehab sosial, dan pada pasal 55 mewajibkan para pecandu narkotika untuk lapor pada IPWL (Institusi Penerima Wajib Lapor) yang telah ditunjuk pemerintah, pengguna narkoba tidak takut untuk melapor. Dengan adanya UU NO. 35 Tahun 2009 tentang narkotika, mereka (pengguna narkoba) dapat dilindungi, para pengguana tidak akan dipidana mudah-mudahan dapat membantu para pengguana yang selama ini takut melapor dan amu berhenti menggunakan narkoba.

 Tanggapan saya :
Bila dilihat pada kasus diatas saya menanggapi bahwa inti dari dari masalah diatas adalah kurangnya perhatian dari orangtua, sehingga pergaulan anak pada lingkunagannya itu tidak terkontrol dengan baik. Berteman dengan siapa anak tersebut bermain dimana anak itu para orangtua tidak mengetahuinya, mereka hanya tau bahwa anak mereka baik-baik saja dan berteman dengan anak yang baik-baik yang penting anak mereka bahagia. Tetapi pandangan orangtu seperti itu sangatlah salah, karena sebenarnya anak dibawah umur itu membutuhkan kedua orangtuanya disisi mereka untuk berbagi cerita tentang lingkungan sekitarnya. Mereka hanya membutuhkan sedikit waktu luang dari orangtuanya untuk bercanda tawa, bermain dan melakukan aktivitas selayaknya anak dan kedua orangtua mereka.