Pada
suatu hari di sebuah desa kecil hiduplah seorang ibu dengan anak laki-laki
sematawayang nya. Mereka hanya tinggal berdua disebuah gubuk kecil yang sudah
kusam dan rusak. Banyak sekali bolong-bolong disetiap dinding dan atapnya.
Sebut saja nama ibu itu Ibu Mariam dengan nya bernama Yudi. Ibu mariam sudah 5
tahun ditinggal oleh suaminya yang sudah 10tahun menderita struk. Yudi anak
sematawayang nya pun sudah menderita lumuh pada kedua kakinya dan mengalami
bisu sejak kecil. Ibu Mariam harus menghidupi anaknya sendirian dengan
mengumpulkan kayu bakar yang ia ambil di dalam hutan yang jaraknya cukup jauh
dari rumahnya. Kayu-kayu itu sebagian ada yang ia jual dan sebagian lagi itu
gunakan untuk masak. Yudi yang memiliki keterbatasan itu sering sekali merasa
sedih apabila melihat ibu nya memanggul kayu sendirian. Sering kali yudi ingin
membantu ibunya tadi apa daya dia pun tidak bisa. Dia hanya bisa berbaring atau
duduk di bale menunggu ibunya pulang. Kini musim hujan pun sudah datang,
jalanan menuju hutan yang licin tidak mematahkan semangat dan niat ibu mariam
untuk pergi kehutan untuk mengumpulkan kayu bakar. Samapai pada suatu hari ibu
mariam yang pagi-pagi buta sudah bersiap-siap untuk pergi ke tengah hutan
dengan ditemani rintisan air sisa-sisa hujan semalam, yudi yang melihat ibunya
ajan pergi ke hutan menjadi lebih khawatir kepada ibunya, yudi hanya bisa
menatap wajah ibundanya sambil melambaikan tangannya sebagai ucapan selamat
jalan dan berhati-hati. Seteah ibu nya pergi yudi pun terus menunggu di depan
pintu sampai ibunya pulang. Tidak lama setelah ibunya pergi hujan pun turun,
yudi pun semakin cemas. Tetapi yudi tetap menunggu ibunya didepan pintu
rumahnya tanpa berpindah sedikit pun. Hujan semakin deras tapi ibu mariam masih
belum pulang, hingga hari sudah menjelang sore. Kemudian dari kejauhan yudi
melihat ibunya yang menggendong beberapa ikat kayu bakar dengan keadaan basah
kuyup. Yudi pun merasa lebih lega dan senang karena ibunya tlah kembali.
Sesampainya dirumah ibu mariam langsung berganti pakaian dan kemudian membuatkan
segelas teh hangat untuk anak kesayangannya dan juga untuk dirinya sendiri. Setelah
itu ibu mariam menyiapkan makan untuk disantapnya bersama dengan yudi. Tiga
potong ubi jalar (singkong )pun iya santap bersama-sama dengan lahapnya. Hari
sudah semakin gelap ibu mariam dan yudi pun beristirahat. Keesokan harinya
matahari pagi memancarkan cahayanya, sebelum dia pergi untuk mecari kayu bakar
dan ubi jalar ke hutan ibu mariam pun
menjemur kayu-kayu yang sudah ia dapatkan kemarin karena terkena hujan. Setelah
selesai menjemur ibu mariam menyiapkan sarapan untuk nya dan yudi. Menu sarapan
yang hampir sama setiap harinya pun ia sajikan di sebuah piring. Ubi jalar dan
teh manis pun menghiasi sarapan dipagi hari ini. setelah itu ia kembali kehutan
tetapi kali ini tidak lama karena siang harinya ibu mariam sudah kembali pulang
dan harus menjajakan kayu bakar milliknya kedesa yang disebrang sana. Tapi
untuk kali ini ibu mariam tidak bisa meninggalkan yudi sendirian dirumah karena
jaraknya yang jauh terpaksa ibu mariam mengajak yudi untuk ikut dengan nya
berjualan. Dengan menggendong yudi dipunggungnya dan membawa beberapa ikat kayu
bakar di pinggangnya ia pun pergi kekampung sebrang dengn berjalan kaki. Hari pun
sudah semakin gelap dengan sisa kayu bakar yang belum terjual ibu mariam dan
yudi pulang kerumahnya. Hari ini hanya terjual 5 ikat kayu bakar itu pun hanya
cukup untuk membeli 2 ikat sayuran kangkung dan 3 buah jagung manis untuk
persediaan makanan dirumahnya. Sesampainya dirumah ibu mariam langsung
memasakan seikat kangkung dan ubi jalar untuk makan malamnya. Hari demi hari ia
lalui berdua dengan anak kesayanganya tanpa rasa lelah pun ia lakukan semua
pekerja itu dengan iklas demi anak tersayang. Hingga pada akhirnya ibu mariam
jatuh sakit, dan tidak bisa kembali mengumpulkan kayu bakar. Melihat ibunya
yang sedang sakit membuat yudi harus melakukan sesuatu dia tidak mungkin terus
menerus berdiam seperti ini. Hingga pada akhirnya ketika ibunya sedang lelap teridur
yudi pun sedikit demi sedikit merangkak keluar rumahnya yang bertujuan untuk
mengumpulkan kayu bakar. Belum terlalu jauh yudi pergi ibunya pun terbangun dan
ia panik melihat yudi tidak ada disebelahnya. Dengan tergesa-gesa ibu mariam
berlari keluar dan mencari yudi. Dan ternyata yudi sedang mengumpulkan
kayu-kayu disekitar rumahnya. Melihat yudi yang seperti itu ibu mariam terharu
melihat kerja keras yudi untuk membantunya. Yudi dengan segala keterbatasan nya
ternyata masih saja memiliki keinginan keras untuk membantu ibunya yang sedang
sakit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar