Senin, 23 November 2015

KISAH IBU DAN ANAK SEMATAWANG

Pada suatu hari di sebuah desa kecil hiduplah seorang ibu dengan anak laki-laki sematawayang nya. Mereka hanya tinggal berdua disebuah gubuk kecil yang sudah kusam dan rusak. Banyak sekali bolong-bolong disetiap dinding dan atapnya. Sebut saja nama ibu itu Ibu Mariam dengan nya bernama Yudi. Ibu mariam sudah 5 tahun ditinggal oleh suaminya yang sudah 10tahun menderita struk. Yudi anak sematawayang nya pun sudah menderita lumuh pada kedua kakinya dan mengalami bisu sejak kecil. Ibu Mariam harus menghidupi anaknya sendirian dengan mengumpulkan kayu bakar yang ia ambil di dalam hutan yang jaraknya cukup jauh dari rumahnya. Kayu-kayu itu sebagian ada yang ia jual dan sebagian lagi itu gunakan untuk masak. Yudi yang memiliki keterbatasan itu sering sekali merasa sedih apabila melihat ibu nya memanggul kayu sendirian. Sering kali yudi ingin membantu ibunya tadi apa daya dia pun tidak bisa. Dia hanya bisa berbaring atau duduk di bale menunggu ibunya pulang. Kini musim hujan pun sudah datang, jalanan menuju hutan yang licin tidak mematahkan semangat dan niat ibu mariam untuk pergi kehutan untuk mengumpulkan kayu bakar. Samapai pada suatu hari ibu mariam yang pagi-pagi buta sudah bersiap-siap untuk pergi ke tengah hutan dengan ditemani rintisan air sisa-sisa hujan semalam, yudi yang melihat ibunya ajan pergi ke hutan menjadi lebih khawatir kepada ibunya, yudi hanya bisa menatap wajah ibundanya sambil melambaikan tangannya sebagai ucapan selamat jalan dan berhati-hati. Seteah ibu nya pergi yudi pun terus menunggu di depan pintu sampai ibunya pulang. Tidak lama setelah ibunya pergi hujan pun turun, yudi pun semakin cemas. Tetapi yudi tetap menunggu ibunya didepan pintu rumahnya tanpa berpindah sedikit pun. Hujan semakin deras tapi ibu mariam masih belum pulang, hingga hari sudah menjelang sore. Kemudian dari kejauhan yudi melihat ibunya yang menggendong beberapa ikat kayu bakar dengan keadaan basah kuyup. Yudi pun merasa lebih lega dan senang karena ibunya tlah kembali. Sesampainya dirumah ibu mariam langsung berganti pakaian dan kemudian membuatkan segelas teh hangat untuk anak kesayangannya dan juga untuk dirinya sendiri. Setelah itu ibu mariam menyiapkan makan untuk disantapnya bersama dengan yudi. Tiga potong ubi jalar (singkong )pun iya santap bersama-sama dengan lahapnya. Hari sudah semakin gelap ibu mariam dan yudi pun beristirahat. Keesokan harinya matahari pagi memancarkan cahayanya, sebelum dia pergi untuk mecari kayu bakar dan ubi  jalar ke hutan ibu mariam pun menjemur kayu-kayu yang sudah ia dapatkan kemarin karena terkena hujan. Setelah selesai menjemur ibu mariam menyiapkan sarapan untuk nya dan yudi. Menu sarapan yang hampir sama setiap harinya pun ia sajikan di sebuah piring. Ubi jalar dan teh manis pun menghiasi sarapan dipagi hari ini. setelah itu ia kembali kehutan tetapi kali ini tidak lama karena siang harinya ibu mariam sudah kembali pulang dan harus menjajakan kayu bakar milliknya kedesa yang disebrang sana. Tapi untuk kali ini ibu mariam tidak bisa meninggalkan yudi sendirian dirumah karena jaraknya yang jauh terpaksa ibu mariam mengajak yudi untuk ikut dengan nya berjualan. Dengan menggendong yudi dipunggungnya dan membawa beberapa ikat kayu bakar di pinggangnya ia pun pergi kekampung sebrang dengn berjalan kaki. Hari pun sudah semakin gelap dengan sisa kayu bakar yang belum terjual ibu mariam dan yudi pulang kerumahnya. Hari ini hanya terjual 5 ikat kayu bakar itu pun hanya cukup untuk membeli 2 ikat sayuran kangkung dan 3 buah jagung manis untuk persediaan makanan dirumahnya. Sesampainya dirumah ibu mariam langsung memasakan seikat kangkung dan ubi jalar untuk makan malamnya. Hari demi hari ia lalui berdua dengan anak kesayanganya tanpa rasa lelah pun ia lakukan semua pekerja itu dengan iklas demi anak tersayang. Hingga pada akhirnya ibu mariam jatuh sakit, dan tidak bisa kembali mengumpulkan kayu bakar. Melihat ibunya yang sedang sakit membuat yudi harus melakukan sesuatu dia tidak mungkin terus menerus berdiam seperti ini. Hingga pada akhirnya ketika ibunya sedang lelap teridur yudi pun sedikit demi sedikit merangkak keluar rumahnya yang bertujuan untuk mengumpulkan kayu bakar. Belum terlalu jauh yudi pergi ibunya pun terbangun dan ia panik melihat yudi tidak ada disebelahnya. Dengan tergesa-gesa ibu mariam berlari keluar dan mencari yudi. Dan ternyata yudi sedang mengumpulkan kayu-kayu disekitar rumahnya. Melihat yudi yang seperti itu ibu mariam terharu melihat kerja keras yudi untuk membantunya. Yudi dengan segala keterbatasan nya ternyata masih saja memiliki keinginan keras untuk membantu ibunya yang sedang sakit.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar